Tuesday, May 10, 2011

Untuk Mu Ayah

Melihat kepenatan ayah yang bersimpuh letih
membesar aku dalam daif setelah lama merintih
aku hampirinya sambil menghulur segelas air kasih
aku dililit sedih melihat muka ayah berkedut jerih
kesabaran hidup terlukis pada peromannya yang bersih
betapa mendalamnya alur kasihku sesejuk biji selasih
lama disimpan mulai aku bertatih hingga menyebutnya fasih
dewasaku membayangi hidupanmu bagai membilang jumlah tasbih
Ayah,tenangmu kini bersama alunan wirid dalam doa bersilih

No comments:

Post a Comment